Laporan Keuangan Perbankan
Pendahuluan
Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari suatu proses pencatatan, yang
merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama
tahun buku yang bersangkutan. Tujuan adanya laporan Keuangan adalah memberikan
informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai posisi keuangan perusahaan,
dipercaya mengenai hasil usaha perusahaan selama periode akuntansi tertentu,
membantu pihak yang berkepentingan untuk menilai atau meng-interpretasikan
kondisi dan potensi perusahan disesuaikan dengan kebutuhan pihak-pihak yang
berkepentingan dengan laporan keuangan yang bersangkutan.
Landasan Teori
Menurut Sundjaja dan
Barlian (2001 : 47) laporan keuangan adalah suatu laporan yang menggambarkan
hasil dari proses akuntansi yang digunakan sebagai alat komunikasi untuk
pihak-pihak yang berkepentingan dengan data keuangan atau aktivitas perusahaan.
Menurut Standar Akuntansi Keuangan, “Laporan keuangan merupakan bagian dari
proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi
neraca, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai
cara seperti misal, sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan
juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan
tersebut, misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta
pengungkapan pengaruh perubahan harga”
Pembahasan
Laporan keuangan adalah
catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang
dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan tersebut. Laporan
keuangan yang lengkap biasanya meliputi Neraca, laporan laba rugi, laporan
perubahan ekuitas, laporan perubahan posisi keuangan yang dapat disajikan
berupa laporan arus kas atau laporan arus dana, catatan dan laporan lain serta
materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan.
Jenis-jenis laporan keuangan adalah
sebagai berikut :
1.
NERACA BANK
Neraca (Balance Sheet)
merupakan laporan yang menggambarkan jumlah kekayaan (harta), kewajiban
(hutang), dan modal dari suatu perusahaan pada saat atau tanggal tertentu. Sisi
aktiva dalam neraca bank menggambarkan suatu pola pengalokasian dana bank yang mencerminkan
posisi kekayaan yang merupakan hasil penggunaan dana bank dalam berbagai
bentuk. Penggunaan dana bank dilakukan berdasarkan prinsip prioritas. Disamping
itu kegiatan pengalokasian dana tersebut hams memperhatikan ketentuan –
ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Sentral sebagai otoritas moneter yang
mengatur dan mengawasi bank. Sisi pasiva dalam neraca bank menggambarkan
kewajiban bank yang berupa klaim pihak ketiga atau pihak lainnya atas kekayaan
bank yang dinyatakan dalam bentuk rekening giro, tabungan, deposito berjangka
dan instrument – instrument utang atau kewajiban bank lainnya. Selain itu modal
bank menggambarkan nilai buku pada pemilik saham bank. Sisi pasiva mencerminkan
kegiatan penghimpunan dana yang berasal dari berbagai sumber lainnya. Dana bank
yang pada dasarnya berasal dari masyarakat atau pihak ketiga dan modal bank itu
sendiri kekayaan bersih perusahaan (ekuitas).
Isi neraca secara garis besar adalah
sebagai berikut :
a. Asset
: kekayaan atau sumber ekonomi yang dimiliki perusahaan dan diharapkan akan
memberikan manfaat dimasa yang akan datang.
·
Asset lancar : uang tunai dan saldo
rekening giro di bank serta kekayaan-kekayaan lain yang dapat diharapkan bisa
dicairkan menjadi uang tunai atau rekening giro bank, atau dijual maupun dipakai
habis dalam operasi perusahaan, dalam jangka pendek (satu tahun atau satu
siklus operasi normal perusahaan). Yang termasuk aset lancar: Kas (saldo uang
tunai pada tanggal neraca), Bank (saldo rekening giro di bank pada tanggal
neraca), Surat berharga jangka pendek, Piutang, Persediaan (barang berwujud
yang tersedia untuk dijual, di produksi atau masih dalam proses), Beban dibayar
dimuka.
·
Investasi jangka panjang (long term
investment) : Terdiri dari aset berjangka panjang (tidakuntuk dicairkan dalam
waktu satu tahun atau kurang) yang diinvestasikan bukan untuk menunjang
kegiatan operasi pokok perusahaan. Misalnya: penyertaan pada perusahaan dalam
bentuk saham, obligasi atau surat berharga, dana untuk tujuan-tujuan khusus
(dana untuk pelunasan hutang jangka panjang), tanah yang dipakai untuk lokasi
usaha.
·
Aset Tetap (Fixed Asset) : Aset berwujud
yang digunakanuntuk operasi normal perushaan, mempunyai umur ekonomis lebih
dari satu tahun atau satu siklus operasi normal dan tidak dimaksudkan untuk
dijual sebagai barang dagangan. Misalnya: tanah untuk lokasi baru, gedung,
mesin-mesin dan peralatan produksi, peralatan kantor, kendaraan.
·
Aset Tak Berwujud (Intangible Asset) :
Terdiri hak-hak istimewa atau posisi yang menguntungkan perusahaan dalam
memperoleh pendapatan, Misal: hak paten, hak cipta, franchise, merk dagang atau
logo dan goodwill.
·
Aset lain-lain (Other Asset) : Untuk
menampung aset yang tidak bisa digolongkan sebagai aset lancar, investasi
jangka panjang, aset tetap dan aset tetap tak berwujud. Misalnya; mesin yang
tidak dipakai dalam operasi.
b. Kewajiban
dapat digolongkan menjadi :
·
Kewajiban Lancar (current liabilities) :
Kewajiban lancara meliputi kewajiban yang harus diselesaikan dalam jangka
pendek atau jangka satu tahun atau jangka satu siklus operasi normal
perusahaan. Misalnya: hutang usaha, beban yang harus masih dibayar, pendapatan
yang diterima dimuka, utang pajak, utang bunga.
·
Kewajiban Jangka Panjang (long – term
debts) : Kewajiban jangka panjang adalah kewajiban yang jatuh temponya melebihi
satu periode akuntansi atau lebih dari satu tahun. Misalnya: utang hipotik,
utang obligasi.
·
Kewajiban lain-lain : Adalah kewajiban
yang tidak bisa digolongkan ke kewajiban lancer dan kewajiban jangka panjang.
c. Ekuitas
: Menunjukkan hak milik para pemilik aset perusahaan yang diukur atau
ditentukan besarnya dengan menghitung selisih antara aset dan kewajiban.
Jenis
ekuitas berdasarkan bentuk perusahaan :
·
Perusahaan perorangan
·
Perusahaan persekutuan
·
Perusahaan perseroan
2.
LAPORAN RUGI / LABA BANK
Laporan rugi / laba
(income statement) merupakan laporan yang menggambarkan jumlah penghasilan atau
pendapatan dan biaya dari suatu perusahaan pada periode tertentu. Ada dua
pendekatan sebagai dasar dalam dan menggolongkan, serta mengikhtisarkan
transaksi transaksi yang terjadi dalam perusahaan, kedua pendekatan itu adalah:
·
Dasar Tunai (Cash Basis) : Suatu sistem
yang mengakui penghasilan pada saat uang tunai diterima dan mengakui beban pada
saat mengeluarkan uang tunai. Metode ini cocok untuk perusahaan dengan skala
kecil, karena mentode ini kurang tepat untuk mengakui laba atau rgi laba pada
period tertentu.
·
Dasar Waktu ( Akrual Basis ) : Yaitu
suatu sistem yang mengakui pendapatan pada saat terjadinya transaksi, walaupun
sudah atau belum menerima uang tunai dan mengakui beban pada saat terjadinya
transaksi walaupun sudah atau belum mengeluarkan uang tunai. Metode ini sangat
tepat untuk perusahaan yang melakukan transaksi secara kredit, karena laporan
laba-rugi akan mencerminkan kondisi yang benar selama satu periode tertentu.
Dalam laporan
laba-rugi, terdapat tiga rekening (akun) yang perlu dipahami dengan jelas,
yaitu:
·
Pendapatan : Adalah penghasilan yang
timbul dari pelaksanaan akitivitas perusahaan yang biasa (reguler) dan dikenal
dengan sebutan yang berbeda-beda, seperti; penjualan, penghasilan jasa (fee),
bunga, deviden, royalti dan sewa.
·
Beban : Adalah pengorbanan yang timbul
dalam pelaksanaan aktivitas yang biasa (reguler), seperti beban pokok
penjualan, beban gai, beban sewa, beban penyusutan aset tetap, beban asuransi,
beban pajak, beban kerugian piutang, beban perlengkapan.
·
Laba / Rugi : Laba terjadi bila
pendapatan lebih besar dari beban-beban yang terjadi, sebaliknya rugi terjadi
bila pendapatan lebih kecil dari pada beban-beban yang terjadi.
Untuk perusaahaan jasa, meliputi pendapatan atau penghasilan, beban operasi, laba operasi, pendapatan lain-lain, beban lain-lain, laba bersih, pajak penghasilan, laba bersih setelah pajak.
Untuk perusaahaan jasa, meliputi pendapatan atau penghasilan, beban operasi, laba operasi, pendapatan lain-lain, beban lain-lain, laba bersih, pajak penghasilan, laba bersih setelah pajak.
Dalam laporan laba-rugi
ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu:
Pendapatan; hasil dari pemberian jasa yang diberikan kepad pelanggan yang merupakan mata usaha pokok dan normal perusahaan. Misalnya; untuk perusahaan konsultan, maka pendapatannya berasal dari fee yang diberikan oleh pelanggan. Pendapatan salon kecantikan adalah ongkos yang pelayanan salon kepada pelanggannya, pendapatan rental komputer adalah sewa yang dibayar oleh pelanggan.
Pendapatan; hasil dari pemberian jasa yang diberikan kepad pelanggan yang merupakan mata usaha pokok dan normal perusahaan. Misalnya; untuk perusahaan konsultan, maka pendapatannya berasal dari fee yang diberikan oleh pelanggan. Pendapatan salon kecantikan adalah ongkos yang pelayanan salon kepada pelanggannya, pendapatan rental komputer adalah sewa yang dibayar oleh pelanggan.
Beban
operasi, semua beban yang dikeluarkan atau terjadi dalam
hubungannya dengan aktifitas operasi perusahaan. Misalnya; beban telepon, beban
listrik dan telepon, beban rapat, beban suplies, beban penyusutan dan
sebaginya.
Laba operasi,
merupakan selisih antara pendapatan dan beban operasi, sedangkan
pendapatan dan beban lain-lain merupakan pendapatan diluar pendapatan pokok perusahaan, seperti pendapatan bunga. Beban lain-lain adalah beban yang tidak berkaitan dengan kegiatan operasi pokok perusahaan, seprti rugi penjualan aset tetap dan beban bunga.
pendapatan dan beban lain-lain merupakan pendapatan diluar pendapatan pokok perusahaan, seperti pendapatan bunga. Beban lain-lain adalah beban yang tidak berkaitan dengan kegiatan operasi pokok perusahaan, seprti rugi penjualan aset tetap dan beban bunga.
Laba
bersih sebelum pajak, merupakan hasil pengurangan labs
operasi dengan pendapatan dan beban lain-lain di luar operasi dan laba bersih
setelah pajak yaitu pendapatan bersih perusahaan baik yang berasal dari
kegiatan operasional perusahaan maupun non operasional, setelah dikurangi pajak
penghasilan.
3.
LAPORAN KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF
Aktiva diartikan
sebagai jasa yang akan datang dalam bentuk uang atau jasa mendatang yang dapat
ditukarkan menjadi uang (kecuali jasa-jasa yang timbul dari kontrak yang belum
dijalankan kedua belah pihak secara sebanding) yang didalamnya terkandung
kepentingan yang bermanfaat yang dijamin menurut hokum atau keadilan bagi orang
atau sekelompok orang tertentu. Aktiva juga diartikan sebagai manfaat ekonomi
yang sangat mungkin diperoleh atau dikendalikan oleh entitas tertentu pada masa
mendatang sebagai hasil transaksi atau kejadian masa lalu (Marianus Sinaga,
1997). Dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK) pada bagian kerangka dasar
penyusunan dan penyajian laporan keuangan, manfaat ekonomi masa depan yang
terwujud dalam aktiva adalah potensi dari aktiva tersebut untuk memberikan
sumbangan, baik langsung maupun tidak langsung, arus kas dan setara kas kepada
perusahaan. Potensi tersebut dapat berbentuk sesuatu yang produktif dan
merupakan bagian dari aktivas operasional perusahaan. Mungkin pula berbentuk
sesuatu yang dapat diubah menjadi kas atau setara kas atau berbentuk kemampuan
untuk mengurangi pengeluaran kas, seperti penurunan biaya akibat penggunaan
proses produksi alternatif. Sesuai dengan namanya aktifa produktif (earning
assets) adalah aktiva yang menghasilkan kontribusi pendapatan bagi bank.
Dalam perbankan
syariah, yang dimaksud dengan aktiva produktif adalah penanaman dana bank
syariah baik dalam rupiah maupun valuta asing dalam bentuk :
·
Pembiayaan yaitu penyediaan dana dan
atau tagihan berdasarkan akad mudaharabah dan atau pembiayaan lainnya
berdasarkan prinsip bagi hasil.
·
Piutang yaitu tagihan yang timbul dari
transaksi jual beli dan atau sewa berdasarkan akad murabahan, salam, istishna
dan atau ijarah.
·
Qardh yaitu penyediaan dana ataru
tagiahan antara bank syariah dengan pihak peminjam yang mewajibkan pihak
peminjam melakukan pembayaran sekaligus atau cicilan dalam jangka waktu
tertentu.
·
Surat berharga syariah yaitu surat bukti
berinvestasi berdasarkan prinsip syariah yang lazim diperdagangkan dipasar uang
dan atau pasar modal antara lain wesel, obligasi syariah, sertifikasi reksadana
syariah dan surat berharga lainnya berdasarkan prinsip syariah.
·
Penempatan yaitu penanaman dana bank
syariah pada bank syariah lainnya dan atau bank perkreditan rakyat berdasarkan
prinsisp syariah antara lain dalam bentuk giro dan atau tabungan wadiah,
deposito berjangka dan atau tabungan muharabah, pembiayaan yang diberikan,
sertifikat investasi mudharabah antar bank (IMA) dan atau bentuk-bentuk
penempatan lainnya berdasarkan prinsip syariah.
·
Penyertaan modal yaitu penanaman dana
bank syariah dalam bentuk saham pada perusahaan yang bergerak dibidang keuangan
syariah termasuk peneneman dalam bentuk surat utang konversi (convertible
bonds) dengan opsi saham (equity options) atau jensi transakasi tertentu
berdasarkan prinsisp syariah yang berakibat bank syariah memiliki atau akan
memiliki saham pada perusahaan yang bergerak dibidang keuangan syariah.
·
Penyertaan modal sementara yaitu
penyertaan modal bank syariah dalam perusahaan nasabah untuk mengatasi
kegagalan pembiayaan dan atau piutang (debt to equity swap) sebagaimana
dimaksud dalam ketentuan Bank Indonesia yang berlaku termasuk dalam bentuk
surat utang konversi (convertible bonds) dengan opsi saham (equity options)
atau jenis transaksi tertentu yang berakibat bank syariah memiliki atau akan
memiliki saham pada perusahaan nasabah.
·
Transaksi rekening administrasi yaitu
komitmen dan kontijensi (off balance sheet) berdasarkan prinsip syariah yang
terdiri atas bank garansi, akseptasi (endorsemen), irrevocable letter of credit
(L/C) dan garansi lain berdasarkan prinsip syariah.
·
Sertifikasi Wadiah Bank Indonesia (SWBI)
yaitu sertifikat yang diterbitkan oleh Bank Indonesia sebagai bukti penitipan
dana berjangka pendek dengan prinsip wadiah.
4.
LAPORAN KOMITMEN DAN KONTIGENSI
Komitmen bank adalah
suatu ikatan atau kontrak atau berupa janji yang tidak dapat dibatalkan
(irrevocable) secara sepihak oleh bank, baik dalam rupiah maupun valuta asing,
dan harus dilaksanakan apabila persyaratan yang disepakati bersama dipenuhi.
Komitmen ini dapat bersifat tagihan ataupun kewajiban bagi bank. Komitmen
tagihan adalah komitmen yang diterima oleh bank dari pihak lain, sedangkan
komitmen kewajiban adalah komitmen yang diberikan oleh bank kepada nasabah dan
atau pihak lain.
Tagihan komitmen antara
lain :
·
Fasilitas pinjaman yang diterima dari
pihak lain yang belum ditarik.
·
Posisi pembelian valuta asing dll.
Kewajiban komitmen
antara lain :
·
Fasilitas kredit kepada nasabah yang
belum ditarik.
·
Fasilitas kredit kepada bank lain yang
belum ditarik.
·
Irrevocable L/C yang masih berjalan.
·
Posisi pembelian valuta asing dll.
Kontigensi adalah suatu
keadaan yang masih diliputi ketidakpastian mengenai kemungkinan diperolehnya
laba atau rugi oleh suatu perusahaan , yang baru akan terselesaikan dengan
terjadi atau tidak terjadinya satu atau lebih peristiwa dimasa yang akan
datang. Pengungkapan akan peristiwa kontigensi diharuskan dalam laporan
keuangan.
Azas Konservatif dalam Kontigensi
Azas Konservatif dalam Kontigensi
Pengungkapan data
transaksi kontigensi dalam laporan keuangan dikaitkan dengan penerapan konsep
atau azas konservatif atau berhati-hati dalam prinsip akuntansi. Yang dimaksud
disini adalah bahwa penyisihan suatu rugi kontigensi dapat dilakukan pada
perhitungan rugi-laba bila kedua kondisi berikut dipenuhi :
a. Terdapat
petunjuk yang kuat bahwa telah terjadi penurunan nilai suatu aktiva atau telah
timbul kewajiban pada tanggal neraca.
b. Jumlah
kerugian dapat ditaksir secara wajar.
Jenis Transaksi
Kontigensi
Dalam transaksi bank
dapat ditemukan beberapa jenis transaksi kontigensi seperti : garansi bank,
letter of credit yang dapat dibatalkan (revocable) yang masih berjalan,
transaksi opsi valuta asing, pendapatan bunga dalam penyelesaian. Semua jenis
transaksi tersebut apabila ditemukan dalam transaksi sehari-hari wajib untuk
dilaporkan dalam laporan keuangan melalui rekening administrative, yang dapat
berupa tagihan maupun kewajiban.
5.
RASIO
Analisis Rasio
Finansial Penggunaan analisis rasio untuk melakukan interpretasi dan
menganalisis laporan keuangan akan menggunakan ukuran tertentu yg disebut
rasio. Rasio merupakan bentuk rumusan matematis yang menunjukkan hubungan di
antara angka tertentu yang dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan antara
dua macam data finansil.
Analisis Ratio Keuangan
pada dasarnya terdiri atas dua macam perbandiangan yakni:
a. Dengan
cara membandingkan rasio waktu tertentu dengan rasio dari waktu sebelumnya dari
perusahaan yg sama. Cara ini akan memberikan informasi perubahan rasio dari
waktu ke waktu sehingga bisa diketahui perkembangannya dan dapat untuk proyeksi
pada masnya.
b. Dengan
cara membandingkan rasio keuangan dari satu perusahaan tertentu dengan rasio
keuangan yang sama dari perusahaan lain yang sejenis atau industri (rasio
industri) dalam waktu yang sama.
Rasio dapat digolongkan
dalam 3 golongan yakni:
a. Rasio
Neraca (Balance sheet ratios)
b. Rasio
laporan Rugi & Laba (Income statement ratios)
c. Rasio
antar laporan ( Inter-statement ratios)
Tujuan Laporan Keuangan
menurut Standar Akuntansi Keuangan yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan
Indonesia tujuan laporan keuangan adalah Menyediakan informasi yang menyangkut
posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang
bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan. Laporan
keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan bersama sebagian
besar pemakai. Namun demikian, laporan keuangan tidak menyediakan semua
informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam mengambil keputusan ekonomi
karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dan kejadian masa lalu, dan
tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi nonkeuangan.
Laporan keuangan juga
menunjukan apa yang telah dilakukan manajemen (bahasa Inggris: stewardship),
atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya.
Pemakai yang ingin melihat apa yang telah dilakukan atau pertanggungjawaban
manajemen berbuat demikian agar mereka dapat membuat keputusan ekonomi.
Keputusan ini mencakup, misalnya, keputusan untuk menahan atau menjual
investasi mereka dalam perusahaan atau keputusan untuk mengangkat kembali atau
mengganti manajemen.
Karakteristik
Kualitatif Laporan Keuangan
Karakteristik
kualitatif merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan
berguna bagi pemakai. Terdapat empat karakteristik kualitatif pokok yaitu :
·
Dapat Dipahami
·
Relevan
·
Keandalan
·
Dapat diperbandingkan
Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa
laporan keuangan adalah laporan akuntansi utama yang mengkomunikasikan
informasi keuangan kepada pihak-pihak yang berkepentingan, sebagai bahan
pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi. Laporan keuangan sangat
penting untuk mengetahui keadaan keuangan di dalam bank tersebut. Unsur yang
berkaitan secara langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aktiva,
kewajiban,dan ekuitas. Sedangkan unsur yang berkaitan dengan pengukuran
kinereja dalam laporan laba rugi adalah penghasilan dan beban. Laporan posisi
keuangan biasanya mencerminkan berbagai unsur laporan laba rugi dan perubahan
dalam berbagai unsur neraca.
Daftar Pustaka
-
kartika.staff.gunadarma.ac.id/.../AP+M1+Peng+Ak+Perbankan.pdf
0 comments:
Posting Komentar