Harapan dan Keajaiban Penyembuhan di Tempat Suci di Bulgaria
Harapan berasal dari kata harap, artinya
keinginan supaya sesuatu terjadi. Yang mempunyai harapan atau keinginan itu
hati. Putus harapan berarti putus asa. Tanpa harapan manusia tidak artinya
sebagai manusia. Manusia yang tak mempunyai harapan berarti tak dapat
diharapakan lagi. Harapan itu terkait dengan masa depan.
Menurut kodratnya dalam diri manusia ada
dorongan yakni dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup. Dorongan kodrat
itu ialah menangis, tertawa, berpikir, berkata, bercinta, mempunyai keturunan
dan lain sebagainya. Kebutuhan hidup ialah kebutuhan jasmani dan rohani.
Kebutuhan jasmani ialah pengan, sandang dan papan. Sedangkan kebutuhan rohani
meliputi kebahagiaan, kesejahteraan, kepuasan hiburan dan lain sebagainya.
Setiap manusia mempunyai harapan.
Manusia yang tanpa harapan, berarti manusia itu mati dalam hidup. Harapan
tersebut tergantung pada pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup, dan
kemampuan masing-masing. Tetapi ada kalanya seorang mempunyai harapan yang
berlebihan, hal tersebut tentu kurang baik juga karena akan menjadi buah
tertawaan orang banyak, atau orang itu diibaratkan seperti peribahasa “si
pungguk merindukan bulan”. Berhasil atau tidaknya suatu harapan tergantung pada
usaha orang yang mempunyai harapan tersebut. Harapan harus berdasarkan
kepercayaan, baik kepercayaan pada diri sendiri, maupun kepercayaan kepada
Tuhan Yang Maha Esa. Agar harapan terwujud, maka perlu usaha dengan sungguh-sungguh.
Manusia wajib selalu berdoa. Karena usaha dan doa merupakan sarana terkabulnya
harapan.
Penyebab manusia mempunyai harapan yaitu
menurut kodratnya manusia itu adalah mahluk sosial. Setiap lahir ke dunia
langsung disambut dalam suatu pergaulan hidup, yakni di tengah suatu keluarga
atau anggota masyarakat lainnya. Tidak ada satu manusia pun yang luput dari
pergaulan hidup. Ditengah–tengah manusia lain itulah, seseorang dapat hidup dan
berkembang baik fisik, jasmani maupun mental atau spiritualnya. Pada manusia
dan harapan dapat kita lihat, bahwa setiap manusia memiliki harapan
masing-masing. Setiap harapan yang dimiliki oleh manusia pasti berbeda-beda.
Tetapi di setiap harapan yang kita miliki terkadang tidak seperti apa yang kita
harapkan.
Contohnya terlihat pada
beberapa gambar di atas yaitu terlihat orang-orang dengan penuh harapan
memandang ribuan lilin yang menyinari dua belas kapel kecil di Krastova Gora,
sebuah tempat suci di pegunungan Rhodope, Bulgaria.
“Saya kena stroke.
Itulah kenapa saya datang ke sini. Untuk mencari pertolongan.” tutur Yanko
Dimitrov (65), salah satu dari banyak orang yang datang ke tempat suci
tersebut.
Setiap pekan, banyak
umat beragama (juga yang tidak memeluk kepercayaan) datang ke lembah di sekitar
tempat tersebut untuk berdoa meminta keajaiban kesembuhan bagi diri sendiri dan
orang yang mereka cintai. Tapi hari besarnya adalah 14 September, perayaan
Kristen Ortodoks, Pesta Salib Suci. Menurut legenda setempat, menghabiskan
malam menjelang hari raya di sana bisa menimbulkan keajaiban dan menyembuhkan
penyakit.
“Manusia harus memiliki
iman. Tanpa iman, tidak ada hidup,” tutur Dimitrov, yang sulit untuk bergerak
di sebuah tempat tidur yang disediakan gereja utama, kepada AFP. Meski sulit
berjalan, dia tetap melakukan perjalanan sejauh 200 kilometer dari Veliko
Tarnovo bersama istrinya.
Mariana Vladova (51),
yang menjalani pemulihan dari operasi komplikasi otak, datang bersama seorang
teman yang kehilangan fungsi otot setelah mengalami stroke. Ia berharap bisa
mendapatkan kembali kesehatan dan semangatnya. “Saya bukan orang yang taat
beragama. Namun, saat pertama kali saya datang ke sini saya melihat dengan mata
kepala saya sendiri wajah Yesus terbentuk di langit di atas kapel besar,”
katanya.
Lebih dari 1.000 orang
datang ke lembah ini setiap tahun menjelang 14 September, mereka datang dengan
penyakit dan doa masing-masing. Ada pasangan yang belum memiliki anak, ibu
membawa bayinya yang sering sakit-sakitan, remaja dengan kursi roda dan orang
tua yang pincang, serta banyak lagi.
“Semua orang memiliki
sesuatu untuk diminta dalam doanya,” tutur Milka Dakova (27) dari kota Montana
ketika sedang bermain dengan anak laki-lakinya yang berusia dua tahun. Perlu
waktu sekitar satu jam untuk mendaki sampai ke gereja utama, sementara orang
yang menderita penyakit parah bisa dibawa menggunakan mobil. Namun, jalanan
biasanya macet.
Pada ketinggian 1.545
meter di atas permukaan laut, saat malam hari pada musim gugur bisa menjadi
sangat dingin. Jadi para peziarah membawa banyak barang agar bisa melindungi
mereka dari hawa dingin, mulai dari lapisan plastik dan selimut yang harganya
murah hingga kantung tidur, tenda dan bahkan tempat tidur lipat.
“Kami datang ke tempat
ini setiap tahun selama 12 tahun terakhir dan akan terus datang selama kami
masih hidup untuk terus berharap agar diberikan kesehatan kepada kami dan
anak-anak serta cucu kami,” tutur sepasang suami-istri. “Kekuatan magis tempat
ini membuat kami merasa sehat.”
Tempat suci tersebut
ditemukan pada 1933 ketika seorang pria yang sangat taat dari desa setempat
Borovo melihat sebuah salib bercahaya di atas langit bukit, dan mendapat
penglihatan yang mengatakan di tempat itu dulu ada biara yang menyimpan sisa
Salib Suci yang digunakan untuk menyalibkan Yesus.
Setelah Evdokia, adik
Raja Boris III dari Bulgaria yang sakit-sakitan, mengatakan dia merasa lebih
baik karena menghabiskan malam di tempat tersebut, pihak kerajaan yang sangat
bersyukur karena hal tersebut memasang sebuah salib logam untuk menghiasi bukit
yang penuh misteri itu.
Sebuah kapel kecil
kemudian dibangun saat ketenaran Krastova Gora yang berarti “hutan salib” dalam
bahasa Bulgaria yaitu menyebar, dan semakin banyak cerita tentang keajaiban kesembuhan
beredar.
Meski di bawah
komunisme, ketika paham atheis diterapkan dan pergi ke gereja adalah hal tabu,
penduduk lokal membantu orang-orang yang putus asa untuk membawa anak-anak
mereka yang sakit melalui jalan hutan untuk menuju tempat suci tersebut.
Ketika rezim komunis
jatuh pada 1989, transisi ekonomi yang sulit, peningkatan jumlah pengangguran
dan sistem perawatan kesehatan yang bermasalah membuat orang kembali ke gereja,
dan munculnya minat atas tempat tersebut mendorong pembangunan sebuah gereja,
12 kapel kecil untuk masing-masing rasul dan sebuah biara. Namun sekarang,
semakin banyak orang datang hanya karena penasaran, dan penjaja makanan, kios
suvenir murah, dan penjual tanaman obat-obatan muncul dengan berdatangannya
turis. “Tampaknya tempat ini menarik untuk dikunjungi,” tutur Radostina
Simonova, yang melakukan tur ke tempat tersebut. “Saya pernah mendengar
kekuatan luar biasa dari tempat ini untuk menyembuhkan penyakit. Mungkin bisa
juga mewujudkan mimpi menjadi kenyataan!” tuturnya, saat sedang bersiap tidur
di bawah langit dan bintang.
Jadi, dari kisah diatas
dapat disimpulkan bahwa setiap manusia pasti memiliki harapan dalam hidupnya,
terutama harapan yang kita panjatkan kepada Sang Pencipta. Tetapi kita tidak
boleh hanya berdiam diri dan bergantung dengan harapan atau akan datangnya
keajaiban. Kita
sebagai manusia wajib berusaha dulu untuk mencapai hasil yang kita inginkan. Bekerja dan bertindak disertai dengan doa
adalah hal yang akan membuahkan hasil dari sebuah harapan yang kita inginkan. Seperti
kata pepatah “we need more
actions to make it happen”.
Sumber :
http://id.berita.yahoo.com/harapan-keajaiban-penyembuhan-di-tempat-suci-di-bulgaria-.html
0 comments:
Posting Komentar