Kamis, 02 Mei 2013

Harapan dan Keajaiban Penyembuhan di Tempat Suci di Bulgaria

Harapan berasal dari kata harap, artinya keinginan supaya sesuatu terjadi. Yang mempunyai harapan atau keinginan itu hati. Putus harapan berarti putus asa. Tanpa harapan manusia tidak artinya sebagai manusia. Manusia yang tak mempunyai harapan berarti tak dapat diharapakan lagi. Harapan itu terkait dengan masa depan.

Menurut kodratnya dalam diri manusia ada dorongan yakni dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup. Dorongan kodrat itu ialah menangis, tertawa, berpikir, berkata, bercinta, mempunyai keturunan dan lain sebagainya. Kebutuhan hidup ialah kebutuhan jasmani dan rohani. Kebutuhan jasmani ialah pengan, sandang dan papan. Sedangkan kebutuhan rohani meliputi kebahagiaan, kesejahteraan, kepuasan hiburan dan lain sebagainya.

Setiap manusia mempunyai harapan. Manusia yang tanpa harapan, berarti manusia itu mati dalam hidup. Harapan tersebut tergantung pada pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup, dan kemampuan masing-masing. Tetapi ada kalanya seorang mempunyai harapan yang berlebihan, hal tersebut tentu kurang baik juga karena akan menjadi buah tertawaan orang banyak, atau orang itu diibaratkan seperti peribahasa “si pungguk merindukan bulan”. Berhasil atau tidaknya suatu harapan tergantung pada usaha orang yang mempunyai harapan tersebut. Harapan harus berdasarkan kepercayaan, baik kepercayaan pada diri sendiri, maupun kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Agar harapan terwujud, maka perlu usaha dengan sungguh-sungguh. Manusia wajib selalu berdoa. Karena usaha dan doa merupakan sarana terkabulnya harapan.

Penyebab manusia mempunyai harapan yaitu menurut kodratnya manusia itu adalah mahluk sosial. Setiap lahir ke dunia langsung disambut dalam suatu pergaulan hidup, yakni di tengah suatu keluarga atau anggota masyarakat lainnya. Tidak ada satu manusia pun yang luput dari pergaulan hidup. Ditengah–tengah manusia lain itulah, seseorang dapat hidup dan berkembang baik fisik, jasmani maupun mental atau spiritualnya. Pada manusia dan harapan dapat kita lihat, bahwa setiap manusia memiliki harapan masing-masing. Setiap harapan yang dimiliki oleh manusia pasti berbeda-beda. Tetapi di setiap harapan yang kita miliki terkadang tidak seperti apa yang kita harapkan.



Contohnya terlihat pada beberapa gambar di atas yaitu terlihat orang-orang dengan penuh harapan memandang ribuan lilin yang menyinari dua belas kapel kecil di Krastova Gora, sebuah tempat suci di pegunungan Rhodope, Bulgaria.

“Saya kena stroke. Itulah kenapa saya datang ke sini. Untuk mencari pertolongan.” tutur Yanko Dimitrov (65), salah satu dari banyak orang yang datang ke tempat suci tersebut.

Setiap pekan, banyak umat beragama (juga yang tidak memeluk kepercayaan) datang ke lembah di sekitar tempat tersebut untuk berdoa meminta keajaiban kesembuhan bagi diri sendiri dan orang yang mereka cintai. Tapi hari besarnya adalah 14 September, perayaan Kristen Ortodoks, Pesta Salib Suci. Menurut legenda setempat, menghabiskan malam menjelang hari raya di sana bisa menimbulkan keajaiban dan menyembuhkan penyakit.

“Manusia harus memiliki iman. Tanpa iman, tidak ada hidup,” tutur Dimitrov, yang sulit untuk bergerak di sebuah tempat tidur yang disediakan gereja utama, kepada AFP. Meski sulit berjalan, dia tetap melakukan perjalanan sejauh 200 kilometer dari Veliko Tarnovo bersama istrinya.

Mariana Vladova (51), yang menjalani pemulihan dari operasi komplikasi otak, datang bersama seorang teman yang kehilangan fungsi otot setelah mengalami stroke. Ia berharap bisa mendapatkan kembali kesehatan dan semangatnya. “Saya bukan orang yang taat beragama. Namun, saat pertama kali saya datang ke sini saya melihat dengan mata kepala saya sendiri wajah Yesus terbentuk di langit di atas kapel besar,” katanya.

Lebih dari 1.000 orang datang ke lembah ini setiap tahun menjelang 14 September, mereka datang dengan penyakit dan doa masing-masing. Ada pasangan yang belum memiliki anak, ibu membawa bayinya yang sering sakit-sakitan, remaja dengan kursi roda dan orang tua yang pincang, serta banyak lagi.

“Semua orang memiliki sesuatu untuk diminta dalam doanya,” tutur Milka Dakova (27) dari kota Montana ketika sedang bermain dengan anak laki-lakinya yang berusia dua tahun. Perlu waktu sekitar satu jam untuk mendaki sampai ke gereja utama, sementara orang yang menderita penyakit parah bisa dibawa menggunakan mobil. Namun, jalanan biasanya macet.

Pada ketinggian 1.545 meter di atas permukaan laut, saat malam hari pada musim gugur bisa menjadi sangat dingin. Jadi para peziarah membawa banyak barang agar bisa melindungi mereka dari hawa dingin, mulai dari lapisan plastik dan selimut yang harganya murah hingga kantung tidur, tenda dan bahkan tempat tidur lipat.
“Kami datang ke tempat ini setiap tahun selama 12 tahun terakhir dan akan terus datang selama kami masih hidup untuk terus berharap agar diberikan kesehatan kepada kami dan anak-anak serta cucu kami,” tutur sepasang suami-istri. “Kekuatan magis tempat ini  membuat kami merasa sehat.”

Tempat suci tersebut ditemukan pada 1933 ketika seorang pria yang sangat taat dari desa setempat Borovo melihat sebuah salib bercahaya di atas langit bukit, dan mendapat penglihatan yang mengatakan di tempat itu dulu ada biara yang menyimpan sisa Salib Suci yang digunakan untuk menyalibkan Yesus.

Setelah Evdokia, adik Raja Boris III dari Bulgaria yang sakit-sakitan, mengatakan dia merasa lebih baik karena menghabiskan malam di tempat tersebut, pihak kerajaan yang sangat bersyukur karena hal tersebut memasang sebuah salib logam untuk menghiasi bukit yang penuh misteri itu.

Sebuah kapel kecil kemudian dibangun saat ketenaran Krastova Gora yang berarti “hutan salib” dalam bahasa Bulgaria yaitu menyebar, dan semakin banyak cerita tentang keajaiban kesembuhan beredar.

Meski di bawah komunisme, ketika paham atheis diterapkan dan pergi ke gereja adalah hal tabu, penduduk lokal membantu orang-orang yang putus asa untuk membawa anak-anak mereka yang sakit melalui jalan hutan untuk menuju tempat suci tersebut.

Ketika rezim komunis jatuh pada 1989, transisi ekonomi yang sulit, peningkatan jumlah pengangguran dan sistem perawatan kesehatan yang bermasalah membuat orang kembali ke gereja, dan munculnya minat atas tempat tersebut mendorong pembangunan sebuah gereja, 12 kapel kecil untuk masing-masing rasul dan sebuah biara. Namun sekarang, semakin banyak orang datang hanya karena penasaran, dan penjaja makanan, kios suvenir murah, dan penjual tanaman obat-obatan muncul dengan berdatangannya turis. “Tampaknya tempat ini menarik untuk dikunjungi,” tutur Radostina Simonova, yang melakukan tur ke tempat tersebut. “Saya pernah mendengar kekuatan luar biasa dari tempat ini untuk menyembuhkan penyakit. Mungkin bisa juga mewujudkan mimpi menjadi kenyataan!” tuturnya, saat sedang bersiap tidur di bawah langit dan bintang.

Jadi, dari kisah diatas dapat disimpulkan bahwa setiap manusia pasti memiliki harapan dalam hidupnya, terutama harapan yang kita panjatkan kepada Sang Pencipta. Tetapi kita tidak boleh hanya berdiam diri dan bergantung dengan harapan atau akan datangnya keajaiban.  Kita sebagai manusia wajib berusaha dulu untuk mencapai hasil yang kita inginkan. Bekerja dan bertindak disertai dengan doa adalah hal yang akan membuahkan hasil dari sebuah harapan yang kita inginkan. Seperti kata pepatah “we need more actions to make it happen”.

Sumber :
http://id.berita.yahoo.com/harapan-keajaiban-penyembuhan-di-tempat-suci-di-bulgaria-.html

0 comments:

Posting Komentar