Selasa, 07 Mei 2013

Kelaparan dan Kemiskinan Merajarela

Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung. Derita artinya  menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan dapat berupa penderitaan lahir atau batin atau lahir dan batin. Penderitaan termasuk realitas manusia dan dunia. Intensitas penderitaan bertingkat-tingkat, ada yang berat, ada yang ringan. Namun peranan individu juga menentukan berat tidaknya intensitas penderitaan. Suatu pristiwa yang dianggap penderitaan oleh seseorang belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain. Dapat pula suatu penderitaan merupakan energi untuk bangkit kembali bagi seseorang, atau sebagai langkah awal untuk mencpai kenikmatan dan kebahagiaan. Penderitaan itu merupakan sesuatu yang tidak menyenangkan, tetapi bila penderitaan itu kita sikapi dengan bijaksana maka penderitaan itu akan berubah menjadi sesuatu yang hebat.

Contoh kasus manusia dan penderitaan :


Seorang warga miskin terbujur kaku di lahan milik PT. Kereta Api Indonesia di Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, beberapa waktu lalu. Ironisnya, korban tewas karena kelaparan dan penyakit yang dideritanya.

Tak berlebihan jika kita menyebut Suwardi tewas karena kemiskinan. Pasalnya, warga miskin dari Desa Kandang Rejo, Bogor, Nganjuk, itu hanya berprofesi sebagai pemulung barang bekas. Bahkan, rumah korban terletak di dekat penampungan sampah. Lelaki tua itu hidup sebatang kara. Tiap malam, ia hanya tidur beralaskan tikar di dekat areal pembuangan sampah. Bahkan, ia tidur di areal tanah yang bukan miliknya itu, tanpa ada atap yang melindunginya dari terik dan hujan.

Seorang teman Sumardi mengatakan, sudah dua minggu lelaki tua itu menderita sesak nafas. Karena tak punya duit, Sumardi pun menahan rasa sakitnya sendiri. Pasalnya, jangankan untuk berobat, untuk makan saja susah. Ajal pun menjemputnya. Pemulung tua itu meninggal berbalut kemiskinan yang membelitnya.

Kisah Sumardi, hanya salah satu potret dari kegagalan negara mengimplementasikan amanat Undang-undang Dasar 1945. Padahal, dengan terang Undang-undang Dasar 1945 menegaskan lewat Pasal 34 ayat 1 bahwa fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara.

Pendapat saya mengenai kasus diatas yaitu memang sudah sangat mengenaskan soal kelaparan di negara ini, banyak dari masyarakat Indonesia yang masih kelaparan disaat para pejabat menuntut fasilitas gedung yang mereka anggap "kurang", padahal jika gedung mereka diperbaharui pun belum tentu menjamin kinerja mereka akan meningkat. Masih banyak dari saudara - saudara kita yang membutuhkan bantuan dari kita, kelaparan terjadi dimana-mana mulai dari kota bahkan di pedesaan. Memang kita tidak bisa melihat hanya dari satu sudut pandang saja, karena kemiskinan merupakan faktor utama dari kelaparan, sedangkan kemiskinan sangat dekat dengan kebodohan, tapi lagi - lagi dizaman sekarang pendidikan merupakan sesuatu yang mahal, biaya untuk sekolah pun sangat tinggi. Semuanya merupakan efek berantai dari sebagian penderitaan rakyat kecil. Sudah banyak sekali penderitaan yang dialami oleh saudara - saudara kita yang kurang beruntung, tapi banyak dari pejabat yang kurang peka terhadap penderitaan mereka, bahkan tidak peduli, lalu untuk apa mereka menjabat sebagai wakil rakyat jika tidak memerhatikan penderitaan rakyatnya?
        
Untuk itu, marilah kita sedikit lebih peka terhadap penderitaan yang dialami oleh saudara - saudara kita yang kurang beruntung. Jika bisa memilih, mereka juga tidak mau hidup dalam penderitaan, kemiskinan dan kelaparan. Tapi semua itu juga merupakan sebuah ketetapan Tuhan yang bisa membuat kita lebih bersyukur terhadap apa yang sudah diberikan Tuhan kepada kita yang beruntung. Oleh karena itu, marilah kita menjadi pribadi yang berguna untuk kebaikan sesama serta menjadi pribadi yang selalu bersyukur atas semua karunia yang telah diberikan-Nya kita. Penderitaan merupakan bagian kehidupan manusia, semua orang pasti pernah mengalami kesulitan dalam hidupnya, tapi ada rencana Tuhan dibalik penderitaan, sesungguhnya dibalik kesulitan ada kemudahan.

Sumber : http://metrotvnews.com/read/newsvideo/2011/09/22/136403/Miris-Warga-Miskin-Tewas-Karena-Kelaparan

0 comments:

Posting Komentar